KOPI KIM Sumeneo,- Keberhasilan upaya rehabilitasi tidak lepas dari kegiatan pemantauan yang dilakukan secara berkala. Oleh karena itu, peran masyarakat menjadi sangat vital karena bisa menjadi pelaksana utama dalam kegiatan pemantauan, terutama dalam mengukur perubahan kondisi yang terjadi. Sehingga pengetahuan terhadap ekosistem yang direhabilitasi harus terus ditingkatkan.
Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, menjadi tuan rumah pelatihan pemantauan rehabilitasi mangrove yang diselenggarakan oleh IPB yang bekerjasama Pokmaswas Reng Paseser dan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University pada hari Minggu (4/8/24). Kegiatan tersbeut juga merupakan rangkaian kegiatan dalam Program Dosen Pulang Kampung Tahun 2024. Acara yang dihadiri oleh berbagai peserta dari komunitas lokal serta pihak terkait lainnya ini dipimpin oleh Dr. Fery Kurniawan dan Dr. Ir. Gatot Yulianto, M.Si., dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, IPB.
Pelatihan ini memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal dalam melakukan pemantauan dan evaluasi pertumbuhan mangrove. Sebagai bagian yang tidak terpsahkan dari program Kampong Karbon Mangrove yang lebih luas, pelatihan ini menjadi langkah strategis untuk memastikan keberhasilan upaya rehabilitasi dan konservasi melalui keterlibatan aktif masyarakat lokal.
Dalam sambutannya, Dr. Fery Kurniawan yang terlibat aktif sebagai peneliti menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam pemantauan mangrove. "Pelatihan ini bukan hanya sekedar mengenai teknik pematauan tetapi juga tentang memberdayakan komunitas lokal agar mereka dapat terlibat secara langsung dalam pelestarian lingkungan mereka sendiri. Dengan keterampilan yang tepat, masyarakat dapat lebih efektif dalam memantau keberhasilan rehabilitasi mangrove,” ungkapnya. Dr. Kurniawan juga menyoroti bahwa partisipasi aktif masyarakat tidak hanya meningkatkan efektivitas pemantauan tetapi juga mendorong rasa kepemilikan terhadap program pelestarian ini.
Acara pelatihan ini dikemas dengan learning by doing, yaitu belajar dengan langsung mempraktekkan pengukuran parameter pertumbuhan mangrove. Jumlah bibit, jumlah daun, tinggi bibit, dan lingkar batang mangrove adalah yang diukur untuk menilai keberhasilan rehabilitasi mangrove ini. Meskpiun, parameter-parameter tersebut masih bagian kecil dari semua parameter untuk menilai keberhasilan rehabilitasi mangrove. Parameter yang dipilih adalah parameter yang dengan mudah diaplikasikan dan diimplementasikan oleh masayrakat karena merupakan pemantauan berbasis masyarakat.
Ibu Peni Kumalasari, Kepala Desa Tanjung, menyatakan, “Kami sangat berterima kasih atas dukungan IPB University dalam pelatihan ini. Upaya pelestarian mangrove memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang baik, dan pelatihan ini akan memperkuat kemampuan kami dalam menjaga mengevaluasi pertumbuhan dan keberhasilan rehabilitasi mangrove.”
“Sebelumnya sudah melakukan penanaman dan pembibitan mereka mengatakan perlu adanya pengetahuan mendalam terkait metode pemantauan untuk mengetahui kesehatan mangrove” ujar Santoso salah satu anggota Pokmaswas Reng Paseser. Dengan keterampilan dan pengetahuan baru yang diperoleh, harapannya kami lebih aktif dan efektif dalam melaksanakan pemantauan pertumbuhan mangrove serta berkontribusi pada pelestarian ekosistem mangrove, tambahnya.
Pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan Pokmaswas Reng Paseser, IPB University, dan Pemerintah Desa Tanjung dalam bentuk program Dosen Pulang Kampung untuk meningkatkan kapasitas lokal serta memastikan keberhasilan program rehabilitasi mangrove di Desa Tanjung. Keberhasilan program ini akan menjadi contoh bagi daerah lain di wilayah Madura dan berkontribusi pada upaya konservasi mangrove di tingkat nasional.( Fadel, Red/ KOPI KIM).