Workshop Eco Enzyme dan Eco Brick, Tim Sekolah Alam Ubah Perspektif Siswa Terkait Sampah

 

KOPI KIM SUMENEP.  - Sekolah Alam Sumenep kembali melaksanakan workshop untuk siswa-siswi SMA/SMK sederajat yang membahas Eco Enzyme dan Eco Brick.


Workshop yang diselenggarakan pada 03 November 2024  bertempat di Gedung Workshop MAN Sumenep, diikuti oleh enam sekolah, diantaranya SMK Al Karimiyyah, MAN Sumenep, SMA Muhammadiyah 1, SMAN 1 Gapura, SMAN 3 Sumenep dan SMK Nurus Shobah.


Sekolah alam ini adalah program kolaborasi Asa Sociopreneur dan Lazismu Sumenep yang difasilitasi oleh Lazismu Pusat dalam program Lazismu Climate Change dalam pilar lingkungan "Sayangi Daratmu"


Dua Pemateri dalam workshop Eco Enzyme dan Eco Brick adalah Daniek Andaningsih selaku pegiat lingkungan di Kabupaten Sumenep.


Daniek Andaningsih selaku pemateri pada workshop ini sangat mengapresiasi yang dilakukan oleh tim sekolah alam.


"Kami sangat mengapresiasi usaha yang dilakukan oleh sekolah alam untuk mengenalkan Eco-enzyme dan Eco-brick kepada siswa-siswi di Kabupaten Sumenep" ucap Bu Daniek sapaannya.


Bu Daniek menambahkan  bahwa Eco-enzyme dan Eco-brick merupakan solusi untuk mengurangi sampah organik dan sampah plastik.


"Ini penting disampaikan karena Eco-enzyme dan Eco-brick merupakan dua solusi untuk mengatasi persoalan sampah" ujarnya.


"Harapannya, siswa-siswi setelah mengenal Eco-enzyme dan Eco-brick ini, bisa menjadi kebiasaan positif sehingga mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat sampah" pungkasnya. Senin, ( 04/11/2024).


Disisi lain Moh. Ridho Ilahi Robbi selaku Perwakilan dari LazisMu Sumenep sekaligus master of training pada workshop kali ini, menyampaikan bahwa ada gaya pembelajaran baru yang diterapkan.


"Setelah mendapatkan materi, siswa-siswi kami ajak bermain game seru yang berkenaan dengan sampah" Ucap Ridho sapaannya.


"Tujuan dari game yang kami lakukan adalah mengubah perspektif atau pandangan siswa-siswi bahwa sampah itu sebenarnya bernilai" sambungnya.


Ridho juga menjelaskan bahwa tidak hanya bermain game saja, siswa-siswi juga dibentuk kelompok dalam sesi Focus Grup Discussion (FGD).


"Sesi FGD merupakan hal penting dalam workshop ini, karena siswa-siswi juga diminta untuk membuat kerangka berfikir di sebuah kertas lalu dipresentasikan didepan peserta lainnya " ujarnya.


"Harapannya, siswa-siswi juga bisa berperan aktif dalam mengolah informasi yang didapatkan oleh pemateri, sehingga apa yang disampaikan pemateri benar-benar bisa diserap dengan baik" pungkasnya.( Fadel,Red/ KOPI KIM).

Lebih baru Lebih lama